PERTEMPURAN BAPAK IBU
sudah lama bapak dan ibu bermusuhan
mereka saling mengumpat di meja makan
di hadapan ayam panggang
ikan bakar dan sayur mayur yang dibeli di jalanan
juga buah-buahan import usai gajian
sembunyi-sembunyi
mereka saling tampar
saat berebut antri ke kamar mandi
lantas adu mulut, adu badan hingga gedabigan
di kamar
meski tidak sedang bermesraan
sudah lama bapak dan ibu pisah ranjang
saling mengarang keburukan
bagi musuhnya
sambil menjaring simpati kami
memasang spanduk, poster dan panji-panji
di jalanan, perempatan dan gang-gang
samping kamar
mengobral janji di koran dan televisi
sambil memberi ongkos jajan dan uang sekolah kami
meninabobokan dengan dongeng perdamaian
mengajarkan budi pekerti
etika dan doa, sembari tetap bermusuhan
sudah lama bapak dan ibu melamar perceraian
tapi tak pernah kesampaian
sebab biayanya terabaikan
oleh pajak listrik, telepon, air minum dan belanjan harian
hingga rumah, hanya jadi medan pertempuran
dan kami, cuma menjelma angka
untuk membilang kemenangan
pelangi-mojosongo, solo
2009
MIMPI PADI TENTANG NAGA & GARUDA
hari ini
para padi menanti air dan keringat petani
mengharap kesuburan dari tanah olahan dan pupuk kiriman
tapi yang datang tikus, wereng dan belalang
bergantian dengan air bah dan air mata
di antara nyanyian anak-anak kelaparan
atau tagihan uang sekolah yang terlambat dibayarkan
di langit, para pidato menguasai angkasa
memburu burung-burung kecil pemakan hama
namun membebaskan perampok padi muda
dan membiarkan perompak panen raya
sementara di pematang dan saluran irigasi
pestisida dibiarkan berpesta
diantara pertikaian politik
dan adu jotos masa sepak bola
; membantai humus dan hara!
hari ini
para padi menanti air dan keringat petani
sementara yang datang lebih dulu; impian ketakutan
tentang persetubuhan naga dan garuda
yang tak henti-henti saling birahi
sambil membakar lumbung dan mencengkram
petani!
pelangi-mojosongo, solo
2009
SORRY, SEBAGIAN TEKS HILANG...
kemana perginya sms yang tak sampai
sesudah kau kirim; usai?
kemana larinya email yang tak datang
setelah kau layangkan?
sedang pos dan para koran selalu menemu pintu
anak-anak pulang ke pangkuanmu
(seberapapun dendamnya padamu)
binatang balik ke sarang
doa, berumah di hatimu
(meski hatimu penuh rabu)
tapi, kemana berlabuh gambar dan suara
yang kau tiup ke udara
via internet & hp mu?
sedang mata, telinga dan tubuhmu bukan rumah sejati
apalagi radio dan televisi,
meski cd, note book, hard disk & flashdisk
bisa memenjara sementara,
namun kemana mereka mengembara
jika tersesat di rimba maya?
apakah mereka berjumpa dengan tuhan
malaikat atawa setan?
(lalu bercerita tentang kita yang digdaya namun durjana
sebab tak membangun rumah singgah
bagi mereka yang butuh istirah)
atau mereka kabur ke kubur leluhur?
(lantas bermain drama atau dadu
bersama arwah pahlawan
mabuk di rumah peristirahatan
ditemani roh pemain bf dan ratu kecantikan)
apakah mereka,...
“sorry, sebagian teks hilang
tolong sms diulang...”
ambarawa,
2009
YA
aku tulis puisi
karena nurani mesti diterjemahkan
sedang tuhan kuasa berfirman
maka penyair pun boleh merangkai kata
mengeja kesadaran biar pun terbata
aku tulis puisi
meski kumengerti kadang tak berarti
karena puisi bukanlah ayat tuhan
yang sah memanah surga atau neraka
puisi tak pula undang-undang
yang kadang sumbang
membidik kebenaran dan kesalahan
dalam ruang pengadilan
yang dipancang tiang-tiang
uang
aku tulis puisi
karna kegelisahan naif tuk dibungkam
meski kutahu
kebijakan tak lagi mampu melawan pucuk senapang
aku tulis puisi
karna ayat-ayat dekat sekarat
dan undang-undang semakin gampang diperkosa
njelma buih di tiap sudut mulut singa dan srigala
aku tulis puisi
karna luka mesti disembuhkan biar pun kesakitan
aku tulis puisi
karna hidup harus dilunaskan
aku tulis puisi
sebelum segala terpejam kepayahan
solo, 10 juni 1992